Kata Paskah
dalam bahasa Ibrani, פסח (Pesakh), berasal dari kata kerja פסח (Pasakh) yang artinya 'melewatkan'
serupa dengan makna 'menyelamatkan'. Hal ini sesuai dengan kisah mula-mula
perayaan Paskah umat Yahudi yang tercatat pada Keluaran 12. Ketika itu, Allah
berencana untuk mendatangkan Tulah Ke-10, yaitu Allah akan membunuh semua anak
sulung laki-laki bangsa Mesir (bangsa yang memperbudak bangsa Israel) bahkan
anak sulung ternak-ternak mereka. Namun, Allah akan melewatkan rumah-rumah yang
sudah ditandai dengan darah anak domba. Inilah asal mula istilah Paskah, yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Passover. Dengan demikian, istilah
Passover sebenarnya jauh lebih tepat dibandingkan dengan istilah Easter.
Pada saat
perayaan paskah, semua bangsa Israel harus menyembelih anak domba. Kemudian,
darah anak domba itu harus dioleskan pada tiang-tiang pintu rumah mereka agar
Allah melewatkan mereka pada saat pembunuhan anak-anak sulung bangsa Mesir.
Setelah pembunuhan anak-anak sulung bangsa Mesir dilakukan, bangsa Israel pun
lepas dari perbudakan bangsa Mesir. Dengan demikian, perayaan Paskah juga
berkaitan dengan peristiwa pembebasan bangsa Israel dari perbudakan bangsa
Mesir.
Paskah yang
dirayakan oleh orang-orang Israel sebagai peringatan akan penyelamatan dari Allah
kepada orang-orang Israel dari ancaman dan perbudakan di Mesir adalah gambaran
dari penyelamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan
manusia dari perbudakan dosa dan akibat-akibatnya. Anak domba korban Paskah
yang harus disembelih melambangkan korban tebusan Tuhan Yesus Kristus yang
harus disalibkan. Darah anak domba korban Paskah yang dioleskan pada
tiang-tiang pintu rumah orang-orang Israel adalah tanda agar Allah melewatkan
atau menyelamatkan mereka dari pembunuhan anak-anak sulung bangsa Mesir. Hal
ini adalah gambaran dari darah Kristus yang mampu menyelamatkan umat manusia
dari hukuman atas dosa.
Alkitab mencatat bahwa Yesus Kristus dihukum mati
menjelang perayaan Paskah. Perjamuan Kudus yang Tuhan Yesus Kristus lakukan
bersama murid-murid-Nya sesungguhnya adalah perjamuan Paskah itu sendiri.
Ketika Tuhan Yesus mati pun, jenazah-Nya diturunkan cepat-cepat untuk
menghormati perayaan Paskah. Kemudian, tiga hari setelah kematian-Nya, Tuhan
Yesus Kristus pun bangkit dari antara orang mati dan menampakkan diri kepada
banyak orang. Hari kebangkitan Kristus inilah yang dirayakan sebagai perayaan
Paskah dalam kalender gereja mula-mula.