-->
Bagas Karyadi

Bukankah Yesus itu Allah? Mengapa Ia Berkata: Allahku, Allahku Mengapa Engkau Meninggalkan Aku?


Renungan Kristen kali ini akan membongkar alasan mengapa menjelang kematian-Nya, Tuhan Yesus berkata, “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku”. Bukankah Yesus itu Tuhan? Apa yang sebenarnya terjadi? Mari kita simak!

Matius 27:46 mencatat kisah tragis yang Tuhan Yesus alami, yang berbunyi demikian: Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Perkataan ini jelas menegaskan bahwa Tuhan Yesus benar-benar ditinggalkan oleh Bapa-Nya.

Jika Ia Tuhan, mengapa Ia merasa ditinggalkan? Saudaraku, ketika Tuhan Yesus menjelma menjadi manusia, Tuhan Yesus benar-benar disamakan dalam segala hal dengan manusia lainnya. Ia benar-benar manusia yang tidak berdaya. Ia sudah melepaskan ketuhanan-Nya dan menjelma menjadi manusia yang sama dengan manusia lainnya.

Ia sering menyebut Allah Bapa dengan sebutan “Bapa”. Namun, kali ini Ia memanggil Bapa-Nya dengan sebutan “Allah”. 
Ini menunjukkan betapa Tuhan Yesus merasakan jarak yang sangat jauh antara Ia dan Bapa-Nya. Sangat mengerikan! Jika Anda masih belum menerima bahwa Tuhan Yesus bukanlah Allah Bapa, silahkan baca lagi renungan saya sebelumnya tentang Allah Tritunggal.

Jadi, apa yang dialami oleh Tuhan Yesus benar-benar mengerikan. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah, Allah Bapa meninggalkan satu-satunya Anak-Nya sendiri yang Ia kasihi.

Lalu, mengapa Allah Bapa tega meninggalkan Yesus? Apakah Allah Bapa benar-benar meninggalkan Tuhan Yesus? Kita benar-benar harus menghayati hal ini supaya kita mengerti betapa besarnya pengorbanan yang sudah Tuhan Yesus lakukan buat kita.

Allah Bapa meninggalkan Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus harus menanggung hukuman atas dosa-dosa seluruh umat manusia. 
Hukuman yang seharusnya kita terima, ditanggung oleh Tuhan Yesus. Ini sangat mengerikan karena Tuhan Yesus seakan-akan masuk neraka.

Tuhan Yesus harus menanggung upah dosa, yaitu maut. Maut tidak hanya berarti kematian fisik. Maut juga merupakan suatu keadaan di mana kita mengalami keterpisahan dengan Tuhan. Keterpisahan inilah yang disebut neraka. Mengapa? Karena neraka adalah satu-satunya tempat di mana tidak tersedia hadirat dan pertolongan Tuhan sama sekali.

Saudaraku, Tuhan Yesus benar-benar menolong kita! Ia menebus kita melalui kematian-Nya. Ia membela kita! Kitalah yang seharusnya dihukum. Namun, Ia rela menggantikan kita. Ini sesuai dengan apa yang tertulis dalam 2 Korintus 5:21 yang berbunyi demikian: Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.



Jika Tuhan Yesus sudah mengorbankan segalanya untuk kita, mengapa kita masih ogah-ogahan untuk mengikut-Nya? Mengapa kita tidak radikal untuk menjalani hidup seperti yang Ia peragakan? Saudaraku, mari sayangi Tuhan Yesus. Hidup ini sebenarnya hanya untuk mengabdi pada-Nya saja. Amin. Tuhan Yesus memberkati.

Salam kebenaran,

Bagas Karyadi, M.Th.

Catatan:
  • Jika ada pertanyaan, silahkan langsung berdiskusi di grup WA rohani JCbefore30. Ayo gabung di grup WA rohani JCbefore30, klik di sini!
  • Anda juga dapat membaca renungan-renungan saya yang lainnya di blog ini. Saya yakin masih banyak renungan-renungan bermanfaat yang belum Anda baca.
  • Jika Anda merasa diberkati, silahkan bagikan renungan ini.

4 Responses to "Bukankah Yesus itu Allah? Mengapa Ia Berkata: Allahku, Allahku Mengapa Engkau Meninggalkan Aku?"

Anonymous said...

Tuhan kita cuman 1 yaitu Yesus..
Allah kita pun hanya 1 yaitu Bapa yg ada di surga..
simple, dan lurus sesuai Firman dalam alkitab, jangan dilebih-lebihkan apalagi disalah tafsirkan...

Todays Wisdoms said...

Nats ini seringkali digunakan oleh mereka yang hendak menyerang Kekristenan sebagai bukti bahwa Yesus bukalah Tuhan, padahal penjelasannya sederhana sekali seperti yang Pak Bagas uraikan.
Satu lagi tambahan pendapat, menurut saya Kalau Roh Tuhan tidak meninggalkan "Manusia Yesus" pada saat itu, maka Yesus tidak akan mati. Bayangkan begitu luar biasa penyiksaan yang dialami oleh Yesus, namun ia tidak juga mati. Kita tahu bahwa siksaan yang Yesus alami sebelum akhirnya mati sangatlah luar biasa. Kalau kita saksikan penggambaranya dalam film "The Passion of The Christ", konon aslinya masih jauh lebih menyeramkan dan menyakitkan.
But Anyway, Yesus akhirnya mati dan yang terlebih penting pada hari yang ketiga Ia bangkit! Haleluyah.

Anonymous said...

Bingung saya. Kayak ada yg janggal

Unknown said...

berarti timbul ketidak adilan... kalau mau adil harusnya setiap manusia harus menanggung perbuatan masing - masing.