-->
Bagas Karyadi

3 Tahun atau 30 Tahun


Seorang anak berusia 3 tahun berkata kepada ibunya, “Mah, aku mau balon!” Lalu, anak itu meminta banyak hal lagi kepada ibunya. Ia minta digendong, minta disuap ketika makan, minta dimandikan, dan sebagainya. Ketika keinginannya tidak dipenuhi mungkin ia akan menangis dan sangat kecewa pada ibunya. Namun, ketika semua keinginannya dituruti mungkin ia akan menganggap ibunya sebagai ibu yang paling baik. Saya rasa hal ini wajar karena usianya baru 3 tahun.

Saudaraku, coba bayangkan apabila ada anak yang sudah berusia 30 tahun tetapi masih bersikap sama seperti anak yang berusia 3 tahun! Bayangkan anak yang berusia 30 tahun ini masih minta balon, minta digendong, dan sebagainya! Sungguh anak yang keterlaluan, bukan?

Saudaraku, ketika kita berurusan dengan Tuhan, kebanyakan kita masih bersikap seperti anak berusia 3 tahun. Kita merasa Tuhan wajib menuruti semua keinginan kita. Kita merasa berhak minta ini dan minta itu kepada Tuhan. Apabila Tuhan tidak mengabulkannya, maka kita merasa sedih dan kecewa kepada-Nya. Sebaliknya, jika semuanya terpenuhi, kebanyakan kita merasa sangat senang dan mulai menyukai cara kerja Tuhan.

Ibrani 5:12-14
“Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.”

Saudaraku, mari kita bangun kedewasaan rohani kita! Tuhan bukanlah pribadi yang bisa kita perlakukan suka-suka kita sendiri. Mari periksa diri kita! Untuk apa kita berurusan dengan Tuhan? Apakah kita hanya sekedar mau memanfaatkan Tuhan demi kepentingan kita sendiri? Seringkali kita kecewa jika keinginan kita tidak dikabulkan oleh Tuhan. Namun, pernahkah kita berpikir Tuhan pun kecewa ketika hidup kita tidak sesuai dengan yang diingini-Nya? Amin.

Salam kasih,

Bagas Karyadi